Setelah pertandingan yang menegangkan antara Juventus dan lawannya, pelatih Massimiliano Allegri menerima kartu merah karena protes keras terhadap keputusan wasit. Insiden tersebut terjadi ketika Juventus tidak diberikan penalti meskipun ada pelanggaran yang jelas di dalam kotak penalti.
Kejadian ini memicu reaksi keras dari Allegri yang merasa bahwa keputusan wasit sangat merugikan timnya. Dalam protesnya, Allegri terlihat berdebat sengit dengan salah satu ofisial pertandingan, yang akhirnya memutuskan untuk mengusirnya dari lapangan.
Seorang pria berusia 56 tahun marah lalu membuang jas dan dasinya dengan kasar ke tanah serta memberi tepuk tangan yang penuh nada sarkastik pada wasit dari pinggiran lapangan. Media Italia melaporkan bahwa Juventus akan membatalkan kontrak Allegri setelah tim La Vecchia Signora mengecewakan pada musim ini ketika rival mereka, Inter Milan, berhasil menjadi juara liga.
Sebagai hasil dari insiden ini, komisi disiplin liga memutuskan untuk menjatuhkan sanksi skorsing dua pertandingan kepada Allegri. Keputusan ini diambil untuk menegakkan disiplin dan menunjukkan bahwa perilaku agresif terhadap ofisial pertandingan tidak akan ditoleransi.
Skorsing ini berarti Allegri tidak akan bisa mendampingi timnya dari pinggir lapangan dalam dua pertandingan berikutnya. Ini menjadi tantangan tambahan bagi Juventus yang harus berjuang tanpa kehadiran pelatih utama mereka.
Reaksi dari para penggemar Juventus bercampur aduk. Beberapa merasa bahwa protes Allegri dapat dimengerti mengingat situasi yang terjadi, sementara yang lain merasa bahwa dia seharusnya bisa menahan diri dan memberikan contoh yang lebih baik.
Sementara itu, Allegri telah menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut dan berjanji untuk menjaga sikapnya di masa depan. Dia juga menegaskan bahwa fokus utamanya sekarang adalah mempersiapkan tim sebaik mungkin untuk menghadapi pertandingan-pertandingan mendatang meski tanpa dirinya di pinggir lapangan.
Insiden ini menyoroti pentingnya menghormati keputusan wasit dan menjaga etika di lapangan, sekaligus menjadi pengingat bagi semua pihak terkait pentingnya fair play dalam sepak bola.