Real Madrid berhasil mengunci gelar juara La Liga musim ini sejak beberapa pekan lalu, menandai pencapaian luar biasa dalam sejarah klub. Dengan konsistensi yang luar biasa, El Real telah mengamankan gelar tersebut tanpa banyak gangguan dari pesaingnya. Di bawah asuhan pelatih Carlo Ancelotti, pasukan Madrid menghadapi beberapa masalah yang muncul, namun tidak ada yang mampu benar-benar menghalangi langkah mereka menuju gelar juara.
Performa solid Madrid sepanjang musim ini tidak datang dengan sendirinya. Meskipun memiliki skuat terbaik, para pemain harus bekerja keras dan menghadapi berbagai tantangan. Ancelotti layak mendapatkan apresiasi besar atas keberhasilannya membawa Madrid meraih gelar juara La Liga musim ini.
Selain meraih gelar, Madrid juga memiliki kesempatan untuk memecahkan sejumlah rekor fantastis dalam sejarah klub. Ini menjadi momentum penting bagi tim untuk menutup musim dengan pencapaian yang gemilang. Dukungan dari para penggemar dan dedikasi dari para pemain akan menjadi kunci dalam upaya mereka memperoleh rekor-rekor baru.
Dengan keberhasilan ini, Madrid membuktikan bahwa mereka tetap menjadi kekuatan dominan di La Liga dan menjadi ancaman serius bagi lawan-lawannya baik di level domestik maupun di pentas Eropa. Dengan fondasi yang kuat dan semangat juang yang tinggi, Madrid berpotensi untuk meraih lebih banyak kesuksesan di masa depan.
Los Blancos, atau Real Madrid, memulai musim tanpa kehadiran striker top seperti Karim Benzema yang absen karena alasan tertentu. Kehilangan seorang pemain kunci seperti Benzema tentu menjadi tantangan besar bagi tim, terutama karena sulitnya mendatangkan pengganti sepadan dalam waktu singkat. Sebagai solusi sementara, Madrid merekrut Joselu untuk mengisi kekosongan tersebut, meskipun mungkin tidak selevel dengan Benzema.
Selain itu, cedera juga menjadi masalah serius bagi Madrid sepanjang musim. Mereka kehilangan pemain penting seperti Thibaut Courtois, Eder Militao, dan David Alaba untuk sebagian besar musim karena cedera ligamen lutut anterior cruciate (ACL). Kehilangan pemain-pemain kunci seperti ini tidak hanya mengurangi opsi Ancelotti dalam memilih skuatnya, tetapi juga memaksa dia untuk menemukan solusi kreatif.
Dalam upaya untuk mengatasi kekurangan di lini belakang akibat cedera, Ancelotti terpaksa menggunakan gelandang sebagai bek, termasuk pemain muda seperti Tchouameni dan Camavinga. Ini adalah situasi yang tidak ideal, tetapi Madrid harus beradaptasi untuk tetap bersaing di berbagai kompetisi.
Secara keseluruhan, kondisi seperti ini menunjukkan bahwa Madrid menghadapi sejumlah rintangan besar sepanjang musim. Meskipun demikian, mereka tetap mampu mempertahankan performa konsisten dan mengamankan gelar juara La Liga, yang merupakan bukti dari kekuatan dan ketangguhan tim serta manajemen yang solid di bawah Ancelotti.